Ada yang sedang membaca, ada yang sedang latihan berbicara, ada yang sedang meditasi dan ada yang sedang berdiskusi. Begitulah berbagai aktivitas yang sedang dilakukan oleh para peserta Pelatihan Dharmaduta III / 2019 pada Hari Minggu, 8 September 2019. Berlokasi di Dharma Cakra Buddhist Centre (DCBC), Jl. Karya Cilincing Medan, pada hari tersebut sejak pagi hingga sore hari diadakan ujian praktik ceramah yang diadakan oleh Dharmashoka Institute.
Ujian praktik ceramah yang sedang berlangsung merupakan salah satu ujian akhir dari Pelatihan Dharmaduta Muda III / 2019 setelah para peserta pelatihan mengikuti proses pelatihan sejak awal Agustus 2019. Ujian praktik ceramah juga merupakan tahap evaluasi kesiapan peserta pelatihan yang nantinya bakal menjadi Dharmaduta yakni sosok penyiar Buddha Dharma dalam bentuk pelayanan terhadap umat Buddha khususnya di Kota Medan.
Dalam ujian praktik ceramah ini, para peserta diberi waktu selama 10 menit untuk berceramah di depan para juri penilai. Sebanyak 30 orang peserta melewati berbagai ketentuan pelatihan sehingga dapat mengikuti ujian praktik ceramah ini. Para peserta ujian praktik dibagi dalam dua kelas yakni kelas Ananda dan kelas Sariputta. Pada kelas Ananda, ujian praktik ceramah dilakukan di bhaktisala lantai 2 DCBC dengan juri penilai terdiri dari YM. Bhante Pannasami Thera, UP. Zulkifli dan UP. Ernawaty. Sedangkan untuk kelas Sariputta, berlangsung di bhaktisala lantai 3 DCBC dengan juri penilai terdiri dari YM. Suhu Bhadra Sudhiyanti Sthavira, UP. Densi Ginting dan UP. Darsono.
Berbagai topik dan judul menarik dibawakan oleh peserta, ada yang menggunakan kisah hidupnya sebagai bahan ceramah dan ada pula yang menggunakan alat peraga sebagai tools dalam berceramah. “Setelah berhari-hari saya memikirkan judul ceramahnya, saya baru mendapatkan judul ceramah tadi jam 08.00 WIB pagi. Sebelum mulai giliran saya untuk berceramah saya merasa gelisah, tapi ternyata saat sedang berceramah saya merasa saya dapat mengutarakan apa yang sudah saya persiapkan dengan baik dan lancar walaupun ada beberapa point yang lupa saya sampaikan,” kata Jessica Cendana, salah satu peserta yang reporter wawancara disela-sela kegiatan. Ia menyampaikan bahwa cara ia menguasai bahan ceramah yang telah ia persiapkan adalah dengan mengulang-ulang menulis bahan yang ia persiapkan.
Sedangkan peserta lainnya, Sdra. Ferry Irawan yang keseharian merupakan guru sekolah dasar menyatakan bahwa topik yang ia sampaikan mengenai bakti anak kepada orang tua merupakan ide topik yang berasal dari beberapa keluhan terhadap pola perilaku anak kepada orang tua yang sering ia dengar dari orangtua siswanya, Ia menyatakan dari mengikuti pelatihan ini selain meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum, secara pribadi membuatnya memiliki perilaku yang lebih baik dan teratur. Berbagai referensi digunakan oleh para peserta ujian praktik seperti Sutta, Dhammapada, kata-kata bijak dari berbagai tokoh besar, kisah hidup dan sebagainya.
Para juri penilai memberikan nilai bagi tiap peserta dari segi materi dan penyampaian. Selain itu juri penilai juga memberikan komentar atas ceramah yang disampaikan sebagai saran, masukan maupun kritikan untuk meningkatkan kemampuan dari peserta sebelum peserta mengikuti praktik secara nyata di vihara-vihara. Seperti yang disampaikan oleh Ibu UP. Ernawaty bahwa ketika membawakan ceramah maka setiap ucapan disampaikan secara lugas, jelas dan teratur agar makna dari ceramah yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pendengar.
Dalam wawancara ekslusif kepada YM. Suhu Bhadra Sudhiyanti Sthavira, Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat memberi manfaat yang positif dan secara umum peserta yang sudah sangat baik dalam membawakan ceramah. Diharapakan kedepannya para calon Dharmaduta dapat memberikan pelayanannya kepada umat secara konsisten dan tidak hanya di Kota Medan tapi juga melayani hingga ke daerah pelosok. Di akhir acara, para juri penilai menyampaikan tips-tips kepada peserta agar nantinya saat ujian praktik yang berlangsung di vihara-vihara dapat berjalan lancar. (HL)